Selasa, 15 Oktober 2013

Mempelajari POSITIONING Lebih Dalam & 5 Pola Target Market Berdasarkan produk (Specialization)


Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.

Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.
Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya

Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi positioning adalah usaha untuk
menemukan suatu celah di benak konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap produk atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.

Peran Positioning Dalam Strategi Pemasaran 

Menurut Craven (1991:270)bahwa positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan(total situation analysis).
Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran.
Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang over komunikasi, perusahaan apa pun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, tetapi juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya, ancangan dasar ‘positioning’tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang
lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang telah dipilih untuk disimpan.
Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai benteng terakhir pertahanan melawan riuhnya komunlkasi, sebagai tempat menyaring, menerima atau menolak informasi yang ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran konsumen telah terbentuk, biasanya produsen lain mengalami kesulitan untuk merubahnya, apalagi pesaingnya tidak tinggal diam melakukan reposisi. Konkritnya, satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam usaha ‘memaku mati’pesan di dalam pikiran seseorang adalah sama sekali bukan yang berhubungan dengan pesannya, tapi justru pikiran itu sendiri. Pikiran yang bersih adalah pikiran yang belum dipoles oleh merk lain. Sehingga peranan positioning merupakan sistem yang terorganisir dalam upaya menemukan suatu hal yang tepat, pada waktu yang tepat di dalam pikiran seseorang.

Product Positioning
Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (1985: 37), yang juga mengemukakan definisi product positioning
sebagai berikut:
“The positioning process should begin with the product themselves. To gain a strong product positioning, a company must differentiate its product from all other products on the market. The goal is to give theproduct a unique position in the market place.”
Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.

Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna(1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Perusahaan perlu mengkutitrend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan ekonomi.
2. Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
3. Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little pond,).
4. Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.

Product Positioning Strategy
Product positioning sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena penempatan produk tersebut ditujukan melayani target market tertentu. Oleh karena itu, pengertian strategi product positioning sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu citra produk di benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing. Fokus utamanya adalah bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan. Kembali Kotler (1997:265)menjelaskan beberapa cara
product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada
konsumen yang dituju, antara lain:

1. Penentuan posisi menurut atribut
Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan seterusnya. Misalnya Disneyland dapat mengiklankan din sebagai taman hiburan terbesar di dunia.

2. Penentuan posisi menurut manfaat
Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jamankeemasan koboi Old West.

3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat.

4. Penentuan posisi menurut pemakai
Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’.

5. Penentuan posisi menurut pesaing
Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park.

6.Penentuan posisi menurut kategori produk
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya:
Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga pendidikan’.


7. Penentuan posisi harga atau kualitas
Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens
dapat memposisikan diri sebagai nilai terbaik untuk harga (dibandingkan penentuan posisi seperti kualitas tinggi/harga tinggi atau harga termurah.


Membangun Positioning Suatu Produk


Setiap pengusaha pasti berkeinginan agar produknya dapat diterima masyarakat, di samping juga secara moral, produk atau bisnis tersebut dapat menguntungkan serta memberikan manfaat bagi banyak orang serta dapat memberikan dampak yang positif bagi pengembangan karakter masyarakat secara luas dalam jangka panjang.

Positioning bisa didefinisikan sebagai bagaimana suatu produk bisa menonjol bila dibandingkan dengan produk lainnya di pasar.
Bagaimana Posisi Anda di Benak Konsumen.

Ilmu marketing, copywriting dan desain adalah suatu segitiga yang saling terhubung. Mereka saling mempengaruhi satu sama lain. Marketing adalah elemen utama dan proses copywriting serta desain Anda haruslah sesuai berdasarkan riset pemasaran Anda.
Bahkan jika Anda tidak bergelut dalam marketing dan hanya bergelut di desain visual dan komunikasi, Anda harus paham dasar-dasar marketing karena desain Anda akan dipengaruhi oleh pesan dan image dari perusahaan Anda atau klien yang sedang berinteraksi dengan Anda.

Hasil positioning ini adalah terciptanya dengan sukses suatu proposisi nilai yang terfokus pada pelanggan, sehingga menjadi suatu alasan kuat mengapa pasar sasaran harus membeli produk bersangkutan.
Jadi, alangkah baiknya jika kita juga memikirkan apa dampak negatif bila kita tanpa pertimbangan matang membuat suatu kebijaksanaan pada produk/bisnis kita (termasuk membuat tagline, nama produk atau bentuk bisnisnya secara umum dan sebagainya) dan apa dampaknya bagi masyarakat secara luas? Begitu juga apa saja kiranya pengaruh positifnya bagi masyarakat jika kita membangun suatu produk yang benar-benar kita buat dengan tagline, nama, karakter atau tujuan yang lebih positif?

Membangun positioning atas suatu citra produk yang positif yang dapat diterima oleh calon konsumen merupakan pekerjaan yang tidak gampang. Baik dari sisi pilihan terhadap citra yang ingin ditonjolkan maupun cara mengkomunikasikan ke masyarakat. Darimana memulai membangun citra atas suatu produk, tentu saja banyak pilihan sesuai dengan potensi dari suatu produk yang ingin ditonjolkan. Dibawah ini ada beberapa pilihan untuk memulai membangun suatu citra produk:

1.KUALITAS PRODUK
Banyak pengusaha yang membangun citra dari sisi kualitas produknya saja, memang tidak salah dan salah satu cara memang harus berangkat dari masalah kualitas. Tetapi di dalam suatu persaingan sehat dengan competitor lainnya tidak menutup kemungkinan terdapat dua produk atau lebih yang mempunyai kualitas yang sama. Hal ini berarti harus berfikir lagi citra positif apa lagi yang diperlukan agar produk kita dapat masuk di hati para calon konsumen. Perusahaan harus mengerti aspek demensi apa saja yang dipakai konsumen untuk membedakan produk perusahaan tersebut dengan produk dari pesaing.

2.SERVICE / PELAYANAN
Pelayanan yang bagus, cepat, tepat dan menarik akan membantu proses positioning terhadap citra produk yang akan kita tampilkan. Konsumen akan selalu lebih mudah mengingat perilaku front office atau customer service dari pada kualitas produk kita. Pelayanan yang tidak memuaskan dari customer service akan berakibat timbulnya citra negative di benak konsumen atas produk yang kita tawarkan. Misalnya banyak perusahaan yang membangun citra produknya melalui karyawan front officenya dengan jurus 3 S (Senyum, Salam dan Sapa).

3.HARGA
Pelayanan yang bagus pun kadang masih terkendala dengan adanya pilihan harga lebih murah dari competitor yang sekaligus menawarkan kualitas produk dan pelayanan yang sama dengan produk kita. Penentuan harga jual atas suatu produk tidak hanya ditentukan oleh sisi biaya produksi saja tetapi harus terlebih dulu dikaji dari sisi pshykologis konsumen, sisi daya beli konsumen, sisi harga dari competitor, sisi kualitas produknya, sisi tujuan perusahaan dan yang tidak kalah penting adalah daur hidup produk tersebut.
Harga yang murah maupun mahal di mata konsumen selalu memberikan citra tersendiri atas suatu produk tersebut. Memang banyak produk yang berkualitas dan berharga mahal, tetapi tidak semua produk yang berharga mahal pasti berkualitas bagus, hanya produk berkualitas serta prestige yang dapat dijual harga yang cukup mahal dan tetap berkenan di hati konsumen. Misalnya jam tangan Rolex dan mobil Jaguar penetapan harga dari kedua merk tersebut telah sesuai dengan citra produk yang telah dibangun.

4.SEGMENTASI PASAR
Membangun positioning terhadap suatu produk juga perlu memikirkan segmen dari calon konsumen kita. Penanganan konsumen tidak bisa dipukul rata jika produk kita hanya spesifik diperuntukkan untuk segmen pasar tertentu. Kekeliruan mengindentifikasi kelompok konsumen atas suatu produk akan berakibat kurang kuatnya citra produk yang akan dipositioningkan. Misalnya Real Estatate yang berharga mahal harus dicitrakan exlusive dan mewah karena calon konsumen adalah kalangan atas bukan sebaliknya dicitrakan sederhana, karena konsumen akan mempresepsikan negative atas produk tersebut.

5.KARAKTER PRODUK
Suatu produk dapat dipositioningkan kepada konsumen melalui karakter yang dibangun oleh perusahaan. Konsumen akan melihat suatu produk dari karakter yang ditampilkan oleh produk tersebut. Karakter ini ada yang bersifat fisik maupun abstrak. Karakter yang bersifat fisik akan mudah terlihat oleh pancaindera konsumen, misalnya ukuran dari handphone Nokia 3210 (panjang, lebar, dan tebal dalam mm). Sedangkan karakter yang bersifat abstrak akan menggambarkan karakter 
subyektif berdasarkan persepsi konsumen, misalnya seseorang akan bangga menaiki mobil BMW dibandingkan mobil lainnya karena lebih mewah.

6.MERK
Positioning melalui sebuah merk ini yang paling sering digunakan oleh perusahaan dan dikenal dengan istilah Brand Positioning. Dalam dunia bisnis yang menentukan positioning suatu brand adalah added value dan image apa yang bisa diberikan kepada konsumen. Tujuan dari Positioning Merk adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan. Positioning merek yang baik membantu memandu strategi pemasaran dengan cara memperjelas esensi merek, tujuan apa yang dapat diraih pelanggan dengan bantuan merek, dan bagaimana menjalankannya secara unik dan berbeda dengan competitor.


Menentukan Target Market (Targeting)

Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai Berikut :

1. Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.

2. Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.

3. Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.

4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.

5. Full Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.

Selain itu ada pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih segmen yaitu (Kotler, 2003):

1.Pilihan etika atas pasar sasaran. 
Dalam menetapkan target market perusahaan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan, seperti mngambil keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan segmentasi dan target pasar yang melayani tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.

2.Interelasi dan segmen super.
Segmen super adalah sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga perusahaan akan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di dalam segmen super karena perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif terhadap industri-industri yang telah berada dalam segmen super.

3.Rencana serangan segmen per segmen.
Pesaing tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika diketahui maka perusahaan harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu.

4.Kerjasama antar segmen.
Cara terbaik untuk mengelola segmen adalah kerjasama antara SDM di dalam perusahaan untuk membangun bisnis segmen perusahaan.


Sumber :

1 komentar: